Perkembangan pers di Indonesia dipengaruhi beberapa pihak yang memiliki peran penting atau sebagai stakeholder. Baik itu internal stakeholder maupun eksternal stakeholder. Internal stakeholder terdiri dari pemilik, karyawan dan pihak yang menjadi mitra dalam proses pembuatan media massa itu sendiri seperti percetakan. Sementara eksternal stakeholder adalah pihak yang menjadi penunjang bagi proses kerja media massa. Terdiri dari LSM, lembaga Eksekutif, Yudikatif dan Legislatif. dll.
Pers adalah sebuah sarana yang berfungsi untuk menyampaikan arus informasi dari satu pihak ke pihak lainnya. Untuk itu, dalam industri ini dibutuhkan pihak – pihak yang memiliki tingkat intelektual tertentu. Karena jika tidak, apabila terjadi kesalahan penyampaian arus informasi, berakibat kerugian dari salah satu atau beberapa pihak.
Dari sisi tekhnologi, industri ini merupakan industri yang bersifat modern. Mengingat industri ini berkomoditi pada informasi yang cepat dan akurat. Sehingga kemajuan teknologi terutama teknologi informasi harus selalu diikuti guna mencapai tujuan menciptakan informasi yang cepat dan akurat bagi masyarakat.
Arus informasi ini berasal dan digunakan untuk kepentingan masyarakat. Untuk itu, industri media massa ini harus berada dalam lingkup dimana masyarakat berkumpul. Selain agar mampu menyerap informasi secara lebih baik secara pemasaran, mereka akan mampu mendekati konsumen yang membutuhkan informasi.
Proses perubahan politik dan perubahan sistem perekonomian di Indonesia, membawa dampak yang signifikan pada perkembangan pers di Indonesia. Perubahan politik menyebabkan dihapuskannya ketentuan tentang SIUPP sebagai syarat berdirinya industri media massa. Akibatnya, mulai pertengahan tahun 1999, industri media massa berkembang secara cepat. Hal ini sebagai akibat mudahnya ketentuan untuk mendirikan industri media massa.
Perkembangan pers di Indonesia melonjak hingga mencapai 1500 terbitan. Di bidang media elektronik, dari semula hanya ada empat stasiun televisi swasta, pada saat ini sudah bisa dinikmati 11 siaran nasional. Hal ini belum termasuk pada televisi lokal yang jumlahnya kadang lebih dari dua pada suatu daerah. Munculnya stasiun daerah ini juga merupakan salah satu akibat dierapkannya sistem otonomi daerah.
Pemain Besar di Industri Pers
Kelompok yang bermain dalam industri media massa antara lain Kelompok Kompas Gramedia, yang memiliki koran Kompas dan Televisi TV 7, serta radio Sonora. Pemain terbesar lainnya adalah kelompok Media Group. Perusahaan ini memiliki koran Media Indonesia dan televisi Metro TV serta radio 68h. Pemain besar lain di bisnis media massa adalah Citra Media Nusantara, pemilik RCTI dan harian Seputar Indonesia.ketiga perusahaan tersebut berada di Jakarta. Sedangkan satu pemain lain yang berasal dari luar Jakarta adalah Jawa Pos Group.
Media di Indonesia sendiri terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu media cetak yang masih terdiri dari koran, majalah dan tabloid. Media kedua adalah media audio visual yaitu televisi. Media terakhir adalah media audio yaitu radio.
Sementara, khusus untuk media cetak, lima media cetak terbesar di Indonesia untuk posisi pertama masih dikuasai oleh Kompas. Kompas memiliki market share sebesar 21,1%. Urutan kedua ditempati oleh Pos Kota dengan market share 17,7%. Jawa Pos di urutan ketiga dengan market share 14,9%. Pikiran rakyat di posisi ke empat dengan market share 9,9%. Terakhir adalah koran daerah yaitu Suara Merdeka dengan market share 5,5%. (data Swa, 21 Juli 2005)
Pertumbuhan media massa sempat mengalami dampak atas krisis moneter. Pada industri media massa cetak, krisis moneter mengakibatkan mereka mengurangi jumlah halaman dan oplahnya. Bagi media elektronik, dampak krisis moneter terasa pada pengurangan jam tayang dan juga pengurangan siaran langsung pada beberapa acara.
Kompas merupakan salah satu pemain terbesar di bisnis informasi media massa. Groups Kompas didirikan oleh PK. Ojong dan Jacob Oetama pada tahun 1965. terbitan pertama mereka adalah majalah Intisari. Dan tahun 1967, barulah harian Kompas dilahirkan dan berkembang terus sampai sekarnag menjadi koran dengan tiras terbesar. Selanjutnya mereka merambah bidang bisnis lain yang masih dalam satu lini, yaitu toko buku Gramedia. Kemudian mereka mengembangkan bisnis membentuk unit bisnis lain, seperti tabloid Kontan, radio Sonora, majalah Marketing, koran Bernas di Jogjakarta, Sriwijaya Post di Palembang dan berkembang ke bisnis media elektronik dengan membuat TV7.
Keberhasilan Kompas yang berposisi sebagai koran nasional, kemudian diikuti beberapa koran lain, baik yang bercitra sebagai koran umum seperti Jawa Pos, Media Indonesia, koran Tempo dan juga yang baru saja lahir adalah Seputar Indonesia. Ada juga media yang memilih berstrategi untuk fokus pada pasar tertentu yang juga berskala nasional, seperti Bisnis Indonesia dan Investor Daily yang berfokus pada konsumen pelaku bisnis. Selain itu ada juga koran nasional yang mengedepankan fokus untuk segmen kaum religius, yaitu Republika.
Strategi bisnis yang dikembangkan oleh Kompas adalah dengan memasuki segala segmen bisnis. Dimana nantinya masing-masing unit bisnis tersebut akan saling mendukung perkembangan unit bisnis lainnya. Semisal Kompas juga akan dipasarkan di Gramedia, sebaliknya Kompas juga akan memuat resensi buku yang diterbitkan oleh Gramedia.
Pada saat ini, pemain di Industri media massa cetak yang menjadi pesiang utama bagi Kompas adalah Jawa Pos. Mengingat kekuatan Jawa Pos yang juga sudah memmiliki jalur distribusi hingga ke daerah. Selain itu, Jawa Pos juga memiliki koran daerah sebagai jaringan Jawa Pos, dengan membentuk koran bernama Radar.
Meningkatnya permintaan akan koran Kompas juga didukung oleh kesadaran masyarakat mengenai pentingnya informasi. Selama ini Kompas sudah dikenal sebagai koran yang memiliki keakuratan berita. Kompas juga merupakan koran yang sudah hidup sejak pemerintahan Orde Baru yang dikenal keras masih berkuasa. Dengan menerapkan strategi yang dikenal sebagai jurnalisme kepiting, Kompas mampu bersikap kritis terhadap pemerintah, namun juga mampu bermain cantik dalam sikap kritisnya.
Pers adalah sebuah sarana yang berfungsi untuk menyampaikan arus informasi dari satu pihak ke pihak lainnya. Untuk itu, dalam industri ini dibutuhkan pihak – pihak yang memiliki tingkat intelektual tertentu. Karena jika tidak, apabila terjadi kesalahan penyampaian arus informasi, berakibat kerugian dari salah satu atau beberapa pihak.
Dari sisi tekhnologi, industri ini merupakan industri yang bersifat modern. Mengingat industri ini berkomoditi pada informasi yang cepat dan akurat. Sehingga kemajuan teknologi terutama teknologi informasi harus selalu diikuti guna mencapai tujuan menciptakan informasi yang cepat dan akurat bagi masyarakat.
Arus informasi ini berasal dan digunakan untuk kepentingan masyarakat. Untuk itu, industri media massa ini harus berada dalam lingkup dimana masyarakat berkumpul. Selain agar mampu menyerap informasi secara lebih baik secara pemasaran, mereka akan mampu mendekati konsumen yang membutuhkan informasi.
Proses perubahan politik dan perubahan sistem perekonomian di Indonesia, membawa dampak yang signifikan pada perkembangan pers di Indonesia. Perubahan politik menyebabkan dihapuskannya ketentuan tentang SIUPP sebagai syarat berdirinya industri media massa. Akibatnya, mulai pertengahan tahun 1999, industri media massa berkembang secara cepat. Hal ini sebagai akibat mudahnya ketentuan untuk mendirikan industri media massa.
Perkembangan pers di Indonesia melonjak hingga mencapai 1500 terbitan. Di bidang media elektronik, dari semula hanya ada empat stasiun televisi swasta, pada saat ini sudah bisa dinikmati 11 siaran nasional. Hal ini belum termasuk pada televisi lokal yang jumlahnya kadang lebih dari dua pada suatu daerah. Munculnya stasiun daerah ini juga merupakan salah satu akibat dierapkannya sistem otonomi daerah.
Pemain Besar di Industri Pers
Kelompok yang bermain dalam industri media massa antara lain Kelompok Kompas Gramedia, yang memiliki koran Kompas dan Televisi TV 7, serta radio Sonora. Pemain terbesar lainnya adalah kelompok Media Group. Perusahaan ini memiliki koran Media Indonesia dan televisi Metro TV serta radio 68h. Pemain besar lain di bisnis media massa adalah Citra Media Nusantara, pemilik RCTI dan harian Seputar Indonesia.ketiga perusahaan tersebut berada di Jakarta. Sedangkan satu pemain lain yang berasal dari luar Jakarta adalah Jawa Pos Group.
Media di Indonesia sendiri terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu media cetak yang masih terdiri dari koran, majalah dan tabloid. Media kedua adalah media audio visual yaitu televisi. Media terakhir adalah media audio yaitu radio.
Sementara, khusus untuk media cetak, lima media cetak terbesar di Indonesia untuk posisi pertama masih dikuasai oleh Kompas. Kompas memiliki market share sebesar 21,1%. Urutan kedua ditempati oleh Pos Kota dengan market share 17,7%. Jawa Pos di urutan ketiga dengan market share 14,9%. Pikiran rakyat di posisi ke empat dengan market share 9,9%. Terakhir adalah koran daerah yaitu Suara Merdeka dengan market share 5,5%. (data Swa, 21 Juli 2005)
Pertumbuhan media massa sempat mengalami dampak atas krisis moneter. Pada industri media massa cetak, krisis moneter mengakibatkan mereka mengurangi jumlah halaman dan oplahnya. Bagi media elektronik, dampak krisis moneter terasa pada pengurangan jam tayang dan juga pengurangan siaran langsung pada beberapa acara.
Kompas merupakan salah satu pemain terbesar di bisnis informasi media massa. Groups Kompas didirikan oleh PK. Ojong dan Jacob Oetama pada tahun 1965. terbitan pertama mereka adalah majalah Intisari. Dan tahun 1967, barulah harian Kompas dilahirkan dan berkembang terus sampai sekarnag menjadi koran dengan tiras terbesar. Selanjutnya mereka merambah bidang bisnis lain yang masih dalam satu lini, yaitu toko buku Gramedia. Kemudian mereka mengembangkan bisnis membentuk unit bisnis lain, seperti tabloid Kontan, radio Sonora, majalah Marketing, koran Bernas di Jogjakarta, Sriwijaya Post di Palembang dan berkembang ke bisnis media elektronik dengan membuat TV7.
Keberhasilan Kompas yang berposisi sebagai koran nasional, kemudian diikuti beberapa koran lain, baik yang bercitra sebagai koran umum seperti Jawa Pos, Media Indonesia, koran Tempo dan juga yang baru saja lahir adalah Seputar Indonesia. Ada juga media yang memilih berstrategi untuk fokus pada pasar tertentu yang juga berskala nasional, seperti Bisnis Indonesia dan Investor Daily yang berfokus pada konsumen pelaku bisnis. Selain itu ada juga koran nasional yang mengedepankan fokus untuk segmen kaum religius, yaitu Republika.
Strategi bisnis yang dikembangkan oleh Kompas adalah dengan memasuki segala segmen bisnis. Dimana nantinya masing-masing unit bisnis tersebut akan saling mendukung perkembangan unit bisnis lainnya. Semisal Kompas juga akan dipasarkan di Gramedia, sebaliknya Kompas juga akan memuat resensi buku yang diterbitkan oleh Gramedia.
Pada saat ini, pemain di Industri media massa cetak yang menjadi pesiang utama bagi Kompas adalah Jawa Pos. Mengingat kekuatan Jawa Pos yang juga sudah memmiliki jalur distribusi hingga ke daerah. Selain itu, Jawa Pos juga memiliki koran daerah sebagai jaringan Jawa Pos, dengan membentuk koran bernama Radar.
Meningkatnya permintaan akan koran Kompas juga didukung oleh kesadaran masyarakat mengenai pentingnya informasi. Selama ini Kompas sudah dikenal sebagai koran yang memiliki keakuratan berita. Kompas juga merupakan koran yang sudah hidup sejak pemerintahan Orde Baru yang dikenal keras masih berkuasa. Dengan menerapkan strategi yang dikenal sebagai jurnalisme kepiting, Kompas mampu bersikap kritis terhadap pemerintah, namun juga mampu bermain cantik dalam sikap kritisnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar